Bayi
baru lahir bisa mengalami tortikolis (tortikolis kongenitalis) karena adanya
kerusakan otot leher pada proses persalinan. Ketidakseimbangan otot mata dan
tulang atau kelainan bentuk otot tulang belakang bagian atas bisa menyebabkan
tortikolis pada anak-anak. Tortikolis merupakan kondisi dimana otot leher bayi
menjadi lebih pendek dari sisi lainnya. Kondisi ini bisa terjadi saat bayi
dalam kandungan atau sesaaat setelah lahir dan disebut sebagai kongenital
tortikolis. Gejala utama adalah bayi senang melihat satu sisi atau kepala
sering miring ke satu sisi tubuh, dan terkadang teraba benjolan keras pada
leher.
Tortikolis atau dikenal
sebagai kaku leher (torticollis, loxia, wryneck, tengleng, tengeng) berasal
dari bahasa Yunani: tortus yang artinya terputar dan collum yang artinya leher.
Statistik menunjukkan 1 dari 300 bayi lahir dengan tortikolis otot
bawaan. Tortikolis kongenital terjadi pada 3-19 per 1.000 kelahiran bayi.
Penyebab dari tortikolis kongenital belum diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa teori yang mengatakan bahwa trauma jalan lahir mungkin menjadi
penyebabnya. Tortikolis kongenital biasanya terlihat pada usia 2-4 minggu
kelahiran. Kelainan ini lebih sering terjadi pada anak pertama. Pada tortikolis
kongenital, terjadi kontraktur/ kekakuan otot sternokleidomastoid pada satu
sisi. Otot sternokleidomastoid adalah otot pada leher yang berfungsi untuk
menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan. Kekakuan pada otot ini akan
mengakibatkanterjadinya keterbatasan pergerakan leher bayi karena pemendekan
serabut-serabut otot tersebut.
Bila bayi yang mengalami
tortikolis dibiarkan tanpa mendapatkan penanganan. Selain beresiko mengalami
gangguan tumbuh kembang, tortikolis juga sangat mungkin mempengaruhi psikologis
anak. Kabar baiknya sekitar 90% bayi dengan tortikolis bila diterapi sedini
mungkin akan memberikan hasil yang memuaskan. Karena itu penting bagi kita
untuk mengenali apa itu tortikolis. Pada kesempatan ini kita akan membatasi
diskusi seputar tortikolis bawaan pada bayi saja.
Gejala
§ Kepala
miring ke satu sisi dan berputar sebagaimana rupa (tilt and twist)
sehingga dagu dan wajah mengarah ke sisi yang berlawanan. Gejalanya mulai dapat
dikenali pada saat bayi berusia 2-4 minggu.
§ Gejalanya
adalah kepala leher yang selalu menoleh ke satu sisi saja saat tidur, dan
pergerakan leher yang sangat terbatas.
§ Komplikasi
dari tortikolis kongenital yang tidak diterapi adalah asimetri bentuk wajah dan
asimetri bentuk kepala atau penglihatan ganda (diplopia).
Tortikolis
ke arah kanan.
Otot yang ketat dan memendek akan membuat bayi lebih nyaman untuk berbaring pada sisi yang sakit. Kondisi ini menyebabkan punggung dan kepala bayi menjadi rata pada satu sisi (plagiocephaly). Dalam jangka panjang beresiko menyebabkan gangguan pertumbuhan otot wajah dan tulang kepala. Wajah menjadi asimetris secara menetap. Kondisi ini beresiko membuat minder dalam pergaulan di masa depan pasien.
Otot yang ketat dan memendek akan membuat bayi lebih nyaman untuk berbaring pada sisi yang sakit. Kondisi ini menyebabkan punggung dan kepala bayi menjadi rata pada satu sisi (plagiocephaly). Dalam jangka panjang beresiko menyebabkan gangguan pertumbuhan otot wajah dan tulang kepala. Wajah menjadi asimetris secara menetap. Kondisi ini beresiko membuat minder dalam pergaulan di masa depan pasien.
Plagiocephaly. Wajah
menjadi asimetris dan beresiko membuat minder.
§ Kelainan
ini juga menghambat perkembangan motorik anak. Bayi menjadi susah telungkup,
susah duduk, cenderung menggunakan satu tangan saja, susah untuk merangkak dan
cenderung malas berjalan.
FAKTOR RESIKO
§ Persalinan
yang sulit dimana otot leher –sternocleidomastoideus (SCM)-
teregang, robek dan terjadi perdarahan. Penyembuhan yang terjadi membentuk
jaringan ikat disertai pemendekan otot. Teori ini didukung bukti dimana hampir
40% penderita memiliki riwayat persalinan sulit dengan posisi sungsang (breech-bokong)
atau riwayat penggunaan forceps untuk membantu proses persalinan.
Sedangkan 60% sisanya tidak ada riwayat trauma atau persalinan sulit.
§
Posisi bokong Posisi
dalam rahim dimana aliran pembuluh darah balik dari SCM terhambat sehingga otot
tersebut kurang mendapat suplai darah yang berakibat otot menjadi rusak dan
digantikan oleh jaringan ikat. Teori ini didukung fakta dimana 75% bayi yang
mengalami tortikolis didapati mengarah ke kanan disebabkan oleh presentasi left
occiput anterior –LOA-. Presentasi tersebut merupakan posisi janin
yang paling sering ditemui.
§
Presentasi LOA menyebabkan 75% tortikolis
mengarah ke kanan
§
Harus diperhatikan juga bahwa 20% bayi yang terkena tortikolis
bawaan juga beresiko memiliki kelainan lain seperti kelainan tulang belakang (C1-C2
subluxation), kelainan sendi pinggul (Congenital Hip Dysplasia)*,
dan kelainan kaki (club foot dan toeing in)*
PENANGANAN:
§
Prinsip pengobatan tortikolis, baik tortikolis kongenital atau
tortikolis yang didapat sebenarnya hampir sama. Langkah pertama adalah
memastikan apakah tortikolis tersebut memerlukan intervensi segera atau tidak.
§
Pada tortikolis kongenital kadang terjadi penyembuhan dengan
sendirinya, dan bila dirasakan perlu dapat dilakukan fisioterapi dan latihan
untuk otot sternokleidomastoid tersebut.
§
Penggunaan collar neck (penahan leher) pada tortikolis
kongenital kadang diperlukan untuk membantu proses pemulihan. Pada tortikolis
yang didapat, langkah awalnya adalah menangani penyebabnya. Pemberian obat-obat
seperti pelentur otot dan penahan rasa sakit atau anti radang dapat membantu
proses penyembuhan tortikolis.
§
Tortikolis bawaan yang disebabkan karena otot harus dilakukan
rehabilitasi medis dan fisioterapi, idealnya pada saat bayi masih berusia
dibawah 3 bulan. Terapi biasanya membutuhkan waktu selama 4-6 bulan dan hampir
90% berhasil. Bayi yang lebih tua membutuhkan waktu yang lebih lama dan
prosesnya lebih sulit. Terapi pada bayi di atas 1 tahun sudah terlambat dan
mungkin memerlukan tindakan operasi.
§ Sering
melakukan tummy time dimana memposisikan bayi dengan perut dibawah. Ini akan
membantu memperkuat otot leher bayi kanan dan kiri.
§ Letakkan
mainan pada sisi di mana bayi harus memutar kepala untuk mengalihkan perhatian
ke arah mainan ataupun meraih mainan tersebut
§ Letakkan
bayi di kasur dimana sisi yang sakit menghadap ke dinding, sehingga bayi
harus memutar kepalanya untuk melihat ke arah luar kasur.
§ Fisioterapi
dilakukan tindakan “stretching”. Jika diidentifikasi tortikolis dengan cepat
pada usia anak 2-3 bulan maka fisioterapi bisa memberikan hasil yang cukup
menggembirakan. Namun untuk mampu melihat hasil yang nyata dibutuhkan waktu
kurang lebih 6 minggu – bulanan. Kondisi ini akan terkoreksi sempurna saat bayi
berusia 1 tahun.
§ Dibutuhkan
juga konsistensi dari ibu untuk merawat bayi untuk rajin melakukan terapi
sendiri di rumah selama beberapa kali dalam sehari. Jangan hanya mengandalkan
tenaga ahli di RS yang Anda kunjungi sesekali.
§
Tindakan pembedahan, bila dengan tinakan rehabilitasi medis dan
fisioterapi tidak menunjukkan perkembangan membaik. Tindakan operasi tortikalis
bisa ditunda hingga anak berusia 18 bulan. Jika sampai usia 18 bulan kondisi
leher bayi Anda masih belum membaik maka operasi patut dipertimbangkan dan
operasi tindakan setelah bayi berusia >18 bulan belum dikategorikan
terlambat untuk penanganan tortikolis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar