Minggu, 21 Juni 2015

Pijat Khusus, Intervensi Rehabilitasi Medis Pada Bayi dan Anak Dengan Gangguan Tortikolis Atau Leher Kaku


Hasil gambar untuk tortikolis bayi 2 bulan



Bayi baru lahir bisa mengalami tortikolis (tortikolis kongenitalis) karena adanya kerusakan otot leher pada proses persalinan. Ketidakseimbangan otot mata dan tulang atau kelainan bentuk otot tulang belakang bagian atas bisa menyebabkan tortikolis pada anak-anak. Tortikolis merupakan kondisi dimana otot leher bayi menjadi lebih pendek dari sisi lainnya. Kondisi ini bisa terjadi saat bayi dalam kandungan atau sesaaat setelah lahir dan disebut sebagai kongenital tortikolis. Gejala utama adalah bayi senang melihat satu sisi atau kepala sering miring ke satu sisi tubuh, dan terkadang teraba benjolan keras pada leher.
Tortikolis atau dikenal sebagai kaku leher (torticollis, loxia, wryneck, tengleng, tengeng) berasal dari bahasa Yunani: tortus yang artinya terputar dan collum yang artinya leher. Statistik menunjukkan 1 dari 300 bayi lahir dengan tortikolis otot bawaan.  Tortikolis kongenital terjadi pada 3-19 per 1.000 kelahiran bayi. Penyebab dari tortikolis kongenital belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa teori yang mengatakan bahwa trauma jalan lahir mungkin menjadi penyebabnya. Tortikolis kongenital biasanya terlihat pada usia 2-4 minggu kelahiran. Kelainan ini lebih sering terjadi pada anak pertama. Pada tortikolis kongenital, terjadi kontraktur/ kekakuan otot sternokleidomastoid pada satu sisi. Otot sternokleidomastoid adalah otot pada leher yang berfungsi untuk menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan. Kekakuan pada otot ini akan mengakibatkanterjadinya keterbatasan pergerakan leher bayi karena pemendekan serabut-serabut otot tersebut.
Bila bayi yang mengalami tortikolis dibiarkan tanpa mendapatkan penanganan. Selain beresiko mengalami gangguan tumbuh kembang, tortikolis juga sangat mungkin mempengaruhi psikologis anak. Kabar baiknya sekitar 90% bayi dengan tortikolis bila diterapi sedini mungkin akan memberikan hasil yang memuaskan. Karena itu penting bagi kita untuk mengenali apa itu tortikolis. Pada kesempatan ini kita akan membatasi diskusi seputar tortikolis bawaan pada bayi saja.

Gejala
§  Kepala miring ke satu sisi dan berputar sebagaimana rupa (tilt and twist) sehingga dagu dan wajah mengarah ke sisi yang berlawanan. Gejalanya mulai dapat dikenali pada saat bayi berusia 2-4  minggu.
§  Gejalanya adalah kepala leher yang selalu menoleh ke satu sisi saja saat tidur, dan pergerakan leher yang sangat terbatas.
§  Komplikasi dari tortikolis kongenital yang tidak diterapi adalah asimetri bentuk wajah dan asimetri bentuk kepala atau penglihatan ganda (diplopia).

Tortikolis ke arah kanan. 
Otot yang ketat dan memendek akan membuat bayi lebih nyaman untuk berbaring pada sisi yang sakit. Kondisi ini menyebabkan punggung dan kepala bayi menjadi rata pada satu sisi (plagiocephaly). Dalam jangka panjang beresiko menyebabkan gangguan pertumbuhan otot wajah dan tulang kepala.  Wajah menjadi asimetris secara menetap. Kondisi ini beresiko membuat minder dalam pergaulan di masa depan pasien.
Plagiocephaly. Wajah menjadi asimetris dan beresiko membuat minder.
§  Kelainan ini juga menghambat perkembangan motorik anak. Bayi menjadi susah telungkup, susah duduk, cenderung menggunakan satu tangan saja, susah untuk merangkak dan cenderung malas berjalan.

FAKTOR RESIKO
§  Persalinan yang sulit dimana otot leher  –sternocleidomastoideus (SCM)- teregang, robek dan terjadi perdarahan. Penyembuhan yang terjadi membentuk jaringan ikat disertai pemendekan otot. Teori ini didukung bukti dimana hampir 40% penderita memiliki riwayat persalinan sulit dengan posisi sungsang (breech-bokong) atau riwayat penggunaan forceps untuk membantu proses persalinan. Sedangkan 60% sisanya tidak ada riwayat trauma atau persalinan sulit.

§  Posisi bokong Posisi dalam rahim dimana aliran pembuluh darah balik dari SCM terhambat sehingga otot tersebut kurang mendapat suplai darah yang berakibat otot menjadi rusak dan digantikan oleh jaringan ikat. Teori ini didukung fakta dimana 75% bayi yang mengalami tortikolis didapati mengarah ke kanan disebabkan oleh presentasi left occiput anterior –LOA-. Presentasi tersebut merupakan posisi janin yang paling sering ditemui.
§  Presentasi LOA menyebabkan 75% tortikolis mengarah ke kanan
§  Harus diperhatikan juga bahwa 20% bayi yang terkena tortikolis bawaan juga beresiko memiliki kelainan lain seperti kelainan tulang belakang (C1-C2 subluxation), kelainan sendi pinggul (Congenital Hip Dysplasia)*, dan kelainan kaki (club foot dan toeing in)*

PENANGANAN:
§  Prinsip pengobatan tortikolis, baik tortikolis kongenital atau tortikolis yang didapat sebenarnya hampir sama. Langkah pertama adalah memastikan apakah tortikolis tersebut memerlukan intervensi segera atau tidak.
§  Pada tortikolis kongenital kadang terjadi penyembuhan dengan sendirinya, dan bila dirasakan perlu dapat dilakukan fisioterapi dan latihan untuk otot sternokleidomastoid tersebut.
§  Penggunaan collar neck (penahan leher) pada tortikolis kongenital kadang diperlukan untuk membantu proses pemulihan. Pada tortikolis yang didapat, langkah awalnya adalah menangani penyebabnya. Pemberian obat-obat seperti pelentur otot dan penahan rasa sakit atau anti radang dapat membantu proses penyembuhan tortikolis.
§  Tortikolis bawaan yang disebabkan karena otot harus dilakukan rehabilitasi medis dan fisioterapi, idealnya pada saat bayi masih berusia dibawah 3 bulan. Terapi biasanya membutuhkan waktu selama 4-6 bulan dan hampir 90% berhasil. Bayi yang lebih tua membutuhkan waktu yang lebih lama dan prosesnya lebih sulit. Terapi pada bayi di atas 1 tahun sudah terlambat dan mungkin memerlukan tindakan operasi.
§  Sering melakukan tummy time dimana memposisikan bayi dengan perut dibawah. Ini akan membantu memperkuat otot leher bayi kanan dan kiri.
§  Letakkan mainan pada sisi di mana bayi harus memutar kepala untuk mengalihkan perhatian ke arah mainan ataupun meraih mainan tersebut
§  Letakkan bayi di kasur dimana sisi yang sakit menghadap ke dinding, sehingga bayi harus  memutar kepalanya untuk melihat ke arah luar kasur.
§  Fisioterapi dilakukan tindakan “stretching”. Jika diidentifikasi tortikolis dengan cepat pada usia anak 2-3 bulan maka fisioterapi bisa memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Namun untuk mampu melihat hasil yang nyata dibutuhkan waktu kurang lebih 6 minggu – bulanan. Kondisi ini akan terkoreksi sempurna saat bayi berusia 1 tahun.
§  Dibutuhkan juga konsistensi dari ibu untuk merawat bayi untuk rajin melakukan terapi sendiri di rumah selama beberapa kali dalam sehari. Jangan hanya mengandalkan tenaga ahli di RS yang Anda kunjungi sesekali.

§  Tindakan pembedahan, bila dengan tinakan rehabilitasi medis dan fisioterapi tidak menunjukkan perkembangan membaik. Tindakan operasi tortikalis bisa ditunda hingga anak berusia 18 bulan. Jika sampai usia 18 bulan kondisi leher bayi Anda masih belum membaik maka operasi patut dipertimbangkan dan operasi tindakan setelah bayi berusia >18 bulan belum dikategorikan terlambat untuk penanganan tortikolis ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar